Khutbah Idul Fitri 1443 H/ 2022 M

ISLAM AGAMA KEPEDULIAN

Oleh: Andy Putra Wijaya, M.S.I.

(Mahasiswa Program Doktor Ilmu Syari’ah, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah yang mencipta dan mengatur alam semesta beserta isi-isinya. Dengan limpahan rahmat dari-Nya kita semua bisa berkumpul pada tempat ini melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri 1443 H.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, suri tauladan bagi umat manusia, pemimpin orang-orang shaleh, pembawa kabar gembira dari Sang Pencipta, dan cahaya yang menerangi umat manusia. Demikian juga semoga terlimpah kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya termasuk kita semua.

Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Selama satu bulan penuh kita telah melewati Ramadhan, bulan yang penuh kerbekahan sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ

“Telah datangkepada kalian bulan yang penuhberkah…” (HR. Ahmad)

Berkah artinya ziyadatul khair, yaitu bertambahnya kebaikan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan kebaikan. Maksud kebaikan disini adalah baik secara dimensi vertikal maupun horisontal. Kebaikan dalam dimensi vertikal adalah kebaikan yang diberikan secara langsung oleh Allah kepada manusia terlebih dan terkhusus bagi umat Islam. Pada bulan Ramadhan umat Islam dianjurkan untuk menjaga dan mengisinya dengan memperbanyak ibadah. Selain ibadah fardhu, ibadah-ibadah sunnah seperti qiyamul lail, dzikrullah, infak, sedekah dan wakaf juga sangat dianjurkan. Mengisi bulan Ramadhan dengan ibadah inilah yang membuat Allah akan memberikan pahala kepada hamba yang melaksanakannya. Semakin banyak ibadah maka insyaAllah semakin banyak pula pahala yang akan diterima. Ini merupakan kebaikan yang bersifat vertikal karena diberikan langsung oleh Allah kepada hamba-Nya.

Kebaikan yang bersifat horisontal, yaitu kebaikan kepada sesama manusia. Pada bulan Ramadhan biasanya kepedulian terhadap sesama manusia semakin meningkat. Banyak aktivitas kebaikan yang kita dapati selama bulan Ramadhan yang merupakan wujud kepedulian terhadap sesama seperti berbagi takjil, buka puasa bersama, santunan anak yatim dan fakir miskin, dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan karena semata-mata ingin mendapatkan berkah yang berlimpah pada bulan Ramadhan. Momentum bulan Ramadhan benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan pahala dari Allah swt.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Pada Idul Fitri kali ini, kita belum sepenuhnya terhindar dari ancaman virus Covid-19. Bahkan di Negara kita tercinta ini masih menyematkan status pandemi, belum berubah menjadi endemi. Meski demikian, tanda-tanda akan berakhirnya pandemi sudah semakin nampak nyata. Orang yang terkonfirmasi positif sudah semakin berkurang, ruang isolasi di rumah sakit dan selter-selter semakin sepi dan jumlah kenaikan kasus positif tidak signifikan. Tentu saja sebagai muslim yang baik kita harus senantiasa berikhtiar semaksimal mungkin untuk mengatasi keadaan menjadi lebih baik. Kita patut bersyukur dengan keadaan saat ini. Sekarang kita sudah mulai bisa menyelenggarakan ibadah shalat Idul Fitri dengan jumlah jamaah relatif cukup banyak. Dengan kondisi seperti saat ini juga, sekarang para perantau bisa mudik atau pulang kampung untuk bertemu dan bersilaturahim dengan keluarga beserta sanak saudaranya. Rasa syukur atas keadaan ini tidak cukup hanya diucapkan secara lisan saja namun juga harus kita aktualisasikan ke dalam tindakan nyata, yaitu dengan tetap menjaga protokol kesehatan demi menghentikan penyebaran Covid-19 dan mewujudkan keadaan menjadi lebih baik lagi.

Pandemi Covid-19 telah memberikan banyak pelajaran berharga buat kita semua. Kita bisa menyaksikan bagaimana ketangguhan masyarakat kita dalam melawan pandemi. Masyarakat kompak bersatu padu mengatasi keadaan ketika wabah mulai menyerang. Bersih lingkungan, penyemprotan disinfektan dan aktivitas lainnya dilakukan oleh masyarakat secara gotong-royong. Ketika terjadi gelombang varian delta pada juli 2021 yang lalu dan gelombang varian omicron pada awal tahun ini masyarakat saling bahu-membahu, tolong-menolong, dan saling menanggung kebutuhan warga atau tetangga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Ini menunjukkan betapa tangguhnya masyarakat kita ketika menghadapi musibah karena adanya semangat gotong-royong dan tolong-menolong.

Allah swt telah memerintahkan kita untuk saling menolong seperti yang termaktub pada akhir ayat 2 surat Al-Maidah:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya".

Perintah tolong menolong inilah yang telah diamalkan oleh umat Islam ketika menghadapi musibah pandemi sehingga dapat melaluinya dengan tangguh. Semangat tolong-menolong harus selalu kita jaga dan kita wariskan kepada generasi penerus kita selanjutnya.

Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Islam sebagai agama yang komprehensif tidak hanya bertujuan untuk kebahagiaan akhirat semata, tetapi juga dunia. Syariat Islam bertujuan mewujudkan keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Islam juga mengajarkan kepedulian terhadap orang lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya syariat Islam berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf yang sering disingkat dengan ZISWAF, yang oleh para akademisi sering disebut sebagai konsep keuangan sosial Islam. Dengan konsep keuangan sosial Islam ini kepedulian sesama dalam rangka saling tolong menolong dapat diwujudkan. Sebagai contoh, saat pandemi ini ormas Islam Muhammadiyah telah mengeluarkan dana sebesar lebih dari 1 Triliun rupiah yang berasal dari dana zakat, infak, sedekah dan wakaf serta dana kebajikan lainnya. Dengan dana ini yang disalurkan melalui berbagai macam program penanganan covid-19 yang sangat dirasakan manfaatnya. Tentu saja tidak hanya Muhammadiyah saja, ormas Islam lainnya juga melakukan hal yang sama, menghimpun dana sosial Islam untuk penanganan covid-19 dan disalurkan kepada yang berhak. Kedermawanan para muzzaki, munfiq dan wakif menjadi solusi nyata bagi umat saat menghadapi pandemi, dan tentu saja dalam menghadapi problem lainnya. Tidak bisa diragukan lagi bahwa keuangan sosial Islam yang berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf dapat mengatasi masalah tanpa masalah yang sesungguhnya.

Sebagai umat Islam yang memiliki konsep keuangan sosial Islam yang berupa syariat zakat, infak, sedekah dan wakaf hendaknya kita bisa mengamalkannya. Dalam ajaran Islam, zakat merupakan infak yang bersifat wajib sedangkan infak yang bersifat sunnah adalah sedekah. Inti dari syariat zakat, infak dan sedekah adalah menyisihkan sebagian harta yang dimilikinya kemudian diberikan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Dengan demikian, jika kita renungkan sejatinya ajaran agama Islam adalah agama kepedulian. Oleh sebab itu, sesama umat Islam hendaknya senantiasa saling menyayangi, tolong-menolong dan menghindari perpecahan. Saking pentingnya kepedulian dalam Islam, di dalam Al-Qur’an kata zakat dengan berbagai bentuk kata disebut sebanyak tiga puluh kali dan dua puluh tujuh kalinya disandingkan dengan kata shalat, diantaranya adalah sebagaimana yang ada dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 43:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ

Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.

Dan juga dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 277:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

Ini menunjukkan betapa pentingnya kepedulian terhadap orang lain dalam hal ini ditunjukkan oleh syariat berupa zakat di dalam ajaran Islam. Kata zakat yang disandingkan dengan kata shalat bermakna bahwa orang Islam tidak hanya cukup menghamba kepada Allah semata melalui ritual ibadah saja. Namun ritual ibadah tersebut harus dimanivestasikan dengan aksi nyata yaitu peduli terhadap orang lain, orang-orang lemah yang membutuhkan pertolongan kita. Ajaran agama Islam tidak pernah mengajarkan sifat dan sikap individualistik, namun sebaliknya agama Islam justru mengajarkan nilai-nilai kepedulian demi terwujudnya kemaslahatan bersama.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Secara tegas Allah swt juga berfirman di dalam Qur’an surat Al-Hujurat ayat 15:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Dalam konteks saat ini jihad bisa kita maknai sebagai bersungguh-sungguh dalam menegakkan dan menjunjung agama Islam, yang diimplementasikan dalam berbagai macam hal antara lain seperti mewujudkan kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan bagi umat Islam. Secara tersirat ayat di atas memberi penjelasan bahwa ciri orang yang beriman kepada Allah dan Rasul itu adalah mereka yang berjihad atau bersungguh-sungguh mewujudkan kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan bagi umat Islam tidak hanya dengan mengorbankan jiwa saja tetapi juga memberikan hartanya.

Kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan bagi umat Islam harus diwujudkan. Karena dengan inilah umat Islam bisa menjadi umat yang berkualitas dan dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Umat Islam tidak hanya harus sukses untuk kehidupan akhiratnya saja, tetapi juga harus sukses untuk kehidupan dunianya. Dunia dan akhirat didudukkan pada porsi yang seimbang dan tidak berat sebelah. Manusia sebagai “khalifatu fil ardh” dalam mengemban amanahnya dalam memakmurkan bumi ini tentu saja harus berbekal dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni, kesehatan jasmani yang baik, serta perekonomiannya yang mapan. Dengan demikian manusia bisa fokus dan maksimal dalam menebarkan kemaslahatan di dunia ini. Oleh sebab itu harus bersungguh-sungguh dalam mewujudkan tata kehidupan yang baik, meski dalam mewujudkannya dibutuhkan pengorbanan tenaga maupun harta. Sifat kedermawanan harus senantiasa dipupuk supaya terus subur dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dengan kedermawanan, tata kehidupan yang baik dapat diupayakan dan diwujudkan.

Bahkan Allah swt mencela bagi orang-orang yang kikir sebagai orang yang sombong sebagaimana dalam Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36-37:

...اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ, الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚ

Sungguh, Allah tidakmenyukai orang yang sombong dan membanggakandiri,(yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuatkikir, dan menyembunyikankarunia yang telahdiberikan Allah kepadanya. Kami telahmenyediakanuntuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.

Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illaalaahu allaahu akbar wa lillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah,

Sebagai umat yang memiliki konsep keuangan sosial Islam berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf hendaknya kita bisa melaksanakan syariat tersebut. Dengan zakat, infak, sedekah dan wakaf sudah terbukti memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi umat. Dalam sejarah peradaban Islam juga telah menunjukkan bahwa tidak ada peradaban Islam yang maju kecuali dengan adanya konsep keuangan sosial Islam berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf yang menyertainya. Orang yang butuh pertolongan dapat ditolong, kebutuhan keumatan lainnya untuk kemajuan peradaban juga dapat dipenuhi dan kehidupan yang lebih baik dapat diwujudkan. Semua bisa diwujudkan dengan adanya sifat dan sikap kedermawanan, sebagaimana esensi dari ajaran Islam yaitu kepedulian.

Akhirnya mari kita tutup rangkaian ibadah idul fitri ini dengan bermunajat kepada Allah swt.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ, رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Kolom Terkait

Kolom Terpopuler