Membentuk Keluarga Bahagia Berdasarkan Konsep Islam

MEMBENTUK KELUARGA BAHAGIA BERDASARKAN KONSEP ISLAM

Oleh : KH. Itang Komar, SHI., MM

(Mahasiswa Program Doktor Ilmu Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Setiap orang tentu saja menginginkan keadaan yang bahagia dan kekal seperti yang dicita-citakan sebelum membangun keluarga tersebut. Namun dalam kenyataannya tidak sedikit keluarga yang tidak mampu mencapai keadaan tersebut. Sesungguhnya keluarga bahagia bisa dicapai apabila sebelum membangun keluarga itu disiapkan konsep yang benar yang dalam hal ini tentu konsep keluarga yang Islami.

Membangun kehidupan keluarga yang Islami sangatlah penting, karena jika kita menginginkan terwujudnya masyarakat dan bangsayang bahagia, harus diwujudkan terlebih dahulu keluarga yang bahagia berdasarkan konsep Islami.

Konstruksi keluargadimulai dengan akad nikah yang benar, suci dan sacral, bahkan dalam Al-Qur’an distilahkan denganMitsaqan Ghaliza, sebagaimana firman-Nya dalam Surat An-Nisa ayat 21 :

وَكَيْفَ تَأْخُذُوْنَهٗ وَقَدْ اَفْضٰى بَعْضُكُمْ اِلٰى بَعْضٍ وَّاَخَذْنَ مِنْكُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًا

“Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu

Oleh karena itu akad nikah harus dilaksanakan dengan benar sesuai ajaran Islam. Jangan dinodai dengan hal-hal maksiat. Setelah akad nikah dilaksanakan maka harus ada langkah-langkah yang benar dalam mengkonstruksi bahtera keluarga agar keluarga tersebut dapat sampai pada kondisi yang dicita-citakan yaitu bahagi abadi.

Langkah-langkah tersebut diantaranya :

1. Memperkuat Rasa Cinta

Cinta dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya suka sekali, sayang benar. Menurut Wikipedia, cinta adalah perasaan positif dan kuat yang berasal dari ketertarikan. Psikolog Zick Rubin menjelaskan bahwa cinta yang romantis terdiri dari tiga unsur, yakni: keterikatan (attachment), kepedulian (caring) dan keintiman (intimacy). Keterikatan adalah kebutuhan untuk menerima perhatian dan kontak fisik dengan orang lain. Kepedulian (caring) adalah kemampuan yang anda miliki untuk menghargai dan memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Sedangkan keintiman (intimacy) mengacu pada kebutuhan untuk berbagi pemikiran, keinginan dan perasaan dengan orang lain.

Memperkuat rasa cinta merupakan alat untuk memperkokoh bahtera keluarga. Sebab jika rasa ini sudah hilang baik pada suami ataupun isteri, maka rumah tangga akan menemui kehancuran. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling berhasil memperkuat rasa cinta ini, karena walaupun beliau memiliki isteri lebih dari satu tetapi semua isterinya merasa bahwa merekalah yang dicintainya. Hal ini tentu tidak mengherankan karena beliau adalah nabi yang paling sukses memberikan ketenangan kepada pasangannya. Beliau paling sukses mengamalkan Al-Qur’an terutama dalam hal ini surat ar-Ruum ayat 21. Alloh SWT berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.

2. Memperkuat Rasa Hormat

Rasa hormat adalah menghargai orang lain dengan berperilaku baik dan sopan. Sikap hormat merupakan perwujudan sikap saling menghargai satu sama lain, yang muda menghargai yang tua, yang tua menyayangi yang muda. Rasa hormat merupakan kebajikan yang mendasari tata karma.

Memperkuat rasa hormat antara anggota keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam konstruksi bahtera rumah tangga. Isteri harus menghormati suaminya, suami harus menyayangi isterinya. Suami hormat kepada isterinya dengan memberikan penghargaan yang wajar terhadap segala hal yang dilakukan oleh isterinya. Isteri hormat pada suami dengan menerima apa-apa yang diberikan oleh suaminya walaupun nilainya tidak seberapa.

Di awal rumah tangga biasanya segala terasa indah dan romantis. Romantisme ini membuat pasangan saling subyektif dalam memandang pasangannya itu. Sehingga setiap ada persoalan tidak begitu dipersoalkan karena memang sudut pandangnya yang subyektif. Tetapi ketika rumah tangga sudah berjalan lama, mulailah sudut pandang yang obyektif, dalam arti setiap pasangan menilai apa adanya sehingga kekurangan masing-masing terlihat jelas. Hal yang tidak prinsip pun bisa menjadi persoalan yang besar. Dalam kondisi seperti ini maka setiap pasangan harus memiliki kemampuan untuk memperkuat rasa hormat kembali agar bahtera tidak hancur dan tetap kokoh sampai kepada kondisi yang tetap bahagia.

Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berhasil dan paling baik bagi keluarganya sesuai dengan sabdanya :

خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي

Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya danakuadalah yang paling baik terhadapkeluargaku.(HR. Tirmizi)

3. Memperkuat Kerja Sama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kerja sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama adalah usaha bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dapat dilakukan di semua tempat baik itu di rumah, di sekolah, bahkan di lingkungan luar yang lainnya.

Memperkuat kerja sama antara suami dan isteri sangatlah penting. Tentu saja kerja sama dalam hal yang baik dan dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, bukan kerja sama dalam hal yang sebaliknya. Kerja sama dalam hal mengatur ekonomi sehingga nafkah yang diperoleh bisa cukup bahkan bisa nabung. Kerja sama dalam mendidik anak supaya mereka menjadi anak yang saleh dengan tidak memperlihatkan sikap yang kontradiktif antara suami dan isteri. Kerja sama dalam urusan sehari-hari di rumah maupun di luar rumah.

Keharusan kerja sama ini dituntun oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Maidah ayat 2:

…….وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

“………..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Demikianlah cara mengkonstruksi bahtera keluarga menuju keluarga bahagia abadi. Semoga bermanfaat. Aamiin. Wallahu’alamu bishshawab.

Kolom Terkait

Kolom Terpopuler