Kontribusi Ratu Kalinyamat dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

KONTRIBUSI RATU KALINYAMAT DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA

“Ketokohan Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara dalam membangun kekuatan maritim Nusantara pada abad XVI tertutup oleh cerita mitos yang kontraproduktif dan berkembang di masyarakat saat ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan kajian ilmiah melalui sumber-sumber primer tentang kontribusi nyata Ratu Kalinyamat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia”. Demikian pernyataan Prof. Drs. Ratno Lukito, M.A, DCL, Dosen Prodi S3 Ilmu Syariah yang juga Guru Besar Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, pada acara Seminar Internasional “Konstelasi Kekuatan Poros Maritim Dalam Perspektif Ratu Kalinyamat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Diskusi Denpasar 12, pada hari Rabu, tanggal 6 Oktober 2021. Acara yang dilaksanakan secara daring ini dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga selesai. Selain Prof Ratno Lukito, narasumber yang hadir di seminar ini antara lain: Dr. Connie Rahakundinie Bakrie (Pengamat Militer dan Hankam), dan Prof. Vitor Teixeira (Professor Catolica Universidade Portuguesa). Selain narasumber, kegiatan ini juga menghadirkan penanggap, yaitu Sudjiwo Tejo (Budayawan) dan Dr. Atang Irawan, SH., M.Hum (Pakar Hukum Tata Negara, Universitas Pasundan). Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Irwansyah (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI). Acara dibuka dengan pengantar dari Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M (Wakil Ketua MPR RI sekaligus penggagas Forum Diskusi Denpasar 12).

Prof Ratno Lukito memaparkan makalahnya dengan judul “Ratu Kalinyamat Tokoh Anti Kolonialisme Abad XVI”. Paparannya menjelaskan bukti-bukti sejarah yang otentik tentang ketokohan Ratu Kalinyamat yang masih diragukan oleh Tim Penilai Gelar kepaahlawanan Nasional, Kementerian Sosial Republik Indonesia. Ratu Kalinyamat adalah tokoh historis berdasarkan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang disampaikan antara lain: Kronik, catatan perjalanan dan surat-surat orang Portugis pada abad ke-16, sementara sumber sekundernya berasal historiografi tradisional seperti: Babad Tanah Jawi, Babat Serat Kandaning Ringgit Purwa, Sejarah Banten, dan Hikayat Hasanuddin. Dalam kedua sumber di atas menyebut Ratu Kalinyamat sebagai Rainha da Japara (Ratu dari Jepara). Fakta historis ini juga diperkuat oleh para sejarawan barat seperti Graff dan Th. Pigeaud, Meilink Roelofsz, Veth, Wals yang menyebut bahwa pada abad ke-16 Ratu Kalinyamat adalah Ratu dari Jepara. Semua keterangan tersebut menguatkan bahwa keberadaan dan ketokohan Ratu Kalinyamat adalah fakta sejarah dan bukan mitos.

Prof Ratno Lukito juga menyebutkan 8 sumber primer dari Portugis tentang ketokohan Ratu Kalinyamat, yaitu: (1) Fransisco Peres, Documenta India VII; (2) Diogo da Couto, Decados Oitava da Asia, Da Asia Decada Nova; (3) Manuel Faria e Sousa, Asia Portuguesa; (4) Dom Afonso de Noronha; (5) Dom Sebastian; (6) Cristovao Martins, Documenta Indica; (7) Jorge de Lemos, Cercos de Malaka; dan (8) Artur Basilio De Sa.

Berdasarkan fakta sejarah tersebut, maka Ratu Kalinyamat adalah perintis anti kolonialisme dan layak menjadi Pahlawan nasional. Ratu Kalinyamat adalah pihak yang bertanggung jawab mengkoordinir dan mengirim pasukan untuk melawan kolonialisme Portugis di Malaka dan Maluku sebanyak 4 (empat) kali, yaitu tahun 1551, 1565, 1568, dan 1574. Dalam penyerangan tersebut Ratu Kalinyamat berkoalisi dengan Johor (1561), dengan Hitu (1564-1565), dan dengan Aceh (1568, 1574). Semua fakta tersebut menunjukkan kontribusi nyata Ratu Kalinyamat dalam memerangi penjajah sekaligus mewujudkan embrio kebangsaan dan keindonesiaan.

Liputan Terkait

Liputan Terpopuler