Perguruan Tinggi dan Tantangannya di Era Society 5.0

Flyer Kegiatan Silaturahmi Virtual POSDHESI
PERGURUAN TINGGI DAN TANTANGANNYA DI ERA SOCIETY 5.0
Saat ini dunia pendidikan sedang mengalami masalah yang serius. Dengan perubahan Iptek yang sangat cepat dan kompleks, menuntut untuk lebih mempersiapkan secara matang dalam menghadapi perubahan dunia yang serba cepat ini. Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang.
Untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration). Demikian pernyataan Dr. H. Abdul Mujib, M.Ag, Dosen dan sekaligus Sekretaris Program Doktor Ilmu Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga pada kegiatan Silaturahmi Virtual (SILVI) dengan tema “Peran POSDHESI Dalam Penguatan dan Kompetensi Dosen Hukum Ekonomi Syariah”. Kegiatan ini diselenggarakan secara virtual oleh Pengelola Program Studi dan Dosen Hukum Ekonomi Syariah (POSDHESI) pada hari Sabtu, 16 April 2022, mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB. Hadir juga sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Ketua POSDHESI yaitu Prof. Dr. Euis Amalia, M.A.
Menurut Dr. Abdul Mujib, yang juga merupakan Asesor BAN-PT ini, posisi dan peran perguruan tinggi sangat penting dalam menghadapi era Society 5.0. Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Super smart society (Society 5.0) sendiri diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu (VUCA).
Perubahan besar-besaran telah terjadi dalam dunia Pendidikan di berbagai belahan dunia, didukung oleh Pandemi yang melanda dunia dua tahun belakang, di mana sumber informasi berasal dari buku dan cenderung berskala local dan nasional. Saat ini sumber umber bukan hanya dari buku saja, tetapi bias dari internet, berbagai macam platform teknologi & informasi serta perkembangan kurikulum secara global, Di indonesia dimaknai dengan merdeka belajar.
Inovasi dan kreatifitas serta dinamis dosen menjadi tumpuan utama dalam era super smart society 5.0 ini. Selain itu era ini juga menuntut Dosen untuku menemukan konsep pengetahuan dan kreativitas. Pendidik boleh memilih berbagai model pembelajaran seperti discoverey learning, project based learning, problem based learning, dan inquiry learning.
Di akhir pemaparannya, Dr. Abdul Mujib memberikan penekanan pada peran POSDHESI. Keberadaan POSDHESI menjadi sangat penting sebagai wadah sharing, riset dan pengembangan metode dan materi serta pengalaman pembelajaran, Kolaborasi Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Pelatihan dan Workshop, Publikasi ilmiah, dan lain sebagainya.