Menulis, Mereview dan Mempublikasikan Karya Ilmiah

Kegiatan Academic Writing di Pascasarjana IAIN Pekalongan
MENULIS, MEREVIEW, DAN MEMPUBLIKASIKAN KARYA ILMIAH
Problem umum penulisan karya ilmiah di kalangan akademisi terletak pada empat unsur, yaitu: substansi karya ilmiah, Teknik penulisan, bahasa, serta moral dan spirit. Problem substansi karya ilmiah terletak pada ketidakjelasan pada alasan kajian, focus kajian, pendekatan, literature review, maksud dan tujuan penelitian, pemahaman kontribusi kajian, konstruksi dan isi paparan, dan lemahnya Analisa. Problem Tehnik Penulisan terletak pada adanya budaya meniru di kalangan penulis dan kurangnya budaya melirik ketentuan yang ditetapkan oleh jurnal atau penerbit.Problem Bahasa terletak pada:penggunaan kalimat Panjang,kekacauan kalimat; hilangnya unsur SPO, keabaian keakuratan detail rujukan, dankemalasan mencermati.Problemmoral dan spirit antara lain terletak pada:menganggap diri terlalu sibuk, tidak menulis dan tidak membaca,tidak melakukan penelitian,meminta bantuan orang lain terlalu banyak, dan tidak melakukan komunikasi dengan baik dengan editor dan atau reviewer. Demikian pemaparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Euis Nurlaelawati, M.A, Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Dosen Program Doktor Ilmu Syariah, saat menjadi narasumber pada acara Academic Writing: Desain Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual oleh Pascasarjana IAIN Pekalongan pada hari Senin, 30 Mei 2022, mulai 09.00 – 12.00 WIB.
Menurut Prof. Euis, suatu kajian ilmiah harus memenuhi persyaratan, antara lain:memiliki masalah yang jelas; memiliki data yang akurat dan mutakhir; menggunakan teknik analisis yang sesuai; dilakukan secara sistematis, dan; mengahsilkan jawaban yang jelas atas masalah yang dikaji. Untuk menjadikannya sebagai tulisan ilmiah, maka harussistematis; logis (menggunanakn cara berfikir analitik ilmiah); netral; asli; etis (mengikuti secara ajeg aturan-aturan notasi ilmiah; menuliskan sumber pendapat, sumber data); dan menggunakan bahasa yang benar (mengikuti kaidah-kaidah bahasa). Oleh karena itu, ketika ingin menulis karya ilmiah, langkah awal yang harus dilakukan adalah: (1) menganalisa gejala perkembangan dalam bidang keilmuan yang diminati; (2) penentuan issue/topik atau tema yang mau diteliti; (3) mencari karya-karya/tulisan yang relevan dengan issue yang sedang dicermati tersebut; buku-buku, disertasi, artikel dan lainnya (normatif maupun yang berupa hasil penelitian lapangan; (4)membaca dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan issue yang sedang diminati, untuk dipakai dalam menganalisa dan atau menguji kasus yang sedang dicermati; menemukan teori, menguatkan teori-teori yang ada atau membantah atau menambah; (5)melakukan penelitian dengan tehnik yang relevan dengan focus dan pendekatan kajian; dan (6) melakukan penulisan: bisa berbarengan dengan pelaksanaan penelitian.
Langkah berikutnya adalah menuliskan dalam bentuk karya ilmiah, dengan tahapan: menulis abstrak (preliminary), menyusun redaksi judul (bisa berubah, bukan focus dan topik serta masalah yang dikaji yang berubah), menyusun outline (bisa berubah), mengumpulkan, membaca dan mereview karya-karya terkait, mencermati data-data yang dihimpun, melakukan penulisan dengan mendasarkan pada abstrak dan outline yang sudah dibuat. Pendahuluan dalam sebuah tulisan ilmiah harus menjelaskan: isu yang ingin ditulis,teori-teori dihubungkan dengan issue yang ingin ditulis, perumusan masalah, review study terdahulu/Pentingnya studi atau penelitian issue tersebut; focus studi/ penelitian/ kontribusi terhadap pengembangan keilmuan terkait; mengungkapkan argument yang akan dibangun, dan metode penelitian. Isi kajian harus menguraikan: membahas isu secara umum, mengungkap apa yang secara spesifik kita inging sampaikan untuk mendukung argumen yg dibangun (dalam beberapa sub-chapter), mengkaitkan dengan apa yang peneliti sebelumya temukan/katakana, mengarahkan setiap sub-chapter dalam pembahasan ke arah yang mendukung argumen yang kita buat. Dalam pembuatan redaksi di sub-chapter, menggunakan kata-kata yang memberikan gambaran isi sub-sub chapter.
Setelah penulisan paper selesai, penulis melakukan editing dengan 3 fokus:isi paper,kalimat di paper: struktur, grammar, tone, kekuatan kalimat, dan teknis penulisan.Dalam melakukan editing harus dilakukan dengan teliti dan jujur. Hal-hal yang juga penting dalam proses editing adalah: mengecek dan mengedit thesis/argument yang ditawarkan: sudah jelas dan sesuai dengan data, melihat kembali isi latar belakang: sudah cukup dan mengarah?, mengecek dan melihat kembali pernyataan-pernyataan(apakah sudah dinyatakan dengan jelas, apakah sudah didukung data/dokumen,apakah data dan pernyataan relevan),melihat kembali sumber2/resource; apakah reliable dan valid, Format ide: chapter, sub-chapter, memberikan pemahaman yang jelas?, melihat kembali cara kita melakukan pengutipan, paraphrahse lebih diutamakan: kapan kita melakukan paraphrase dan mengutip langsung, melihat kembali konklusi yang dibuat; apakah sudah menyimpulkan isi paper, serta mengecek penulisan abstrak (Accurate, Brief, dan Clear).
Di akhir pemaparannya, Prof Euis memberikan tips dan cara mempublikasikan karya ilmiah. Seorang penulis harus memiliki: Kepercayaan diri: yakinkan diri bahwa kita mampu dan karya kita baik,Motivasi: manfaat dari karya terhadap pengembangan diri dan bidang keilmuan, Membaca banyak karya ilmiah yang ditulis orang lain: melihat bagaimana mereka membangun argumen, mengkaitkan hasil penelitian kita dg teori yang kita akan gunakan, dan Ketekunan dan kegigihan. Hal yang harus dilakukan oleh penulis sebelum menulis karya ilmiah adalah: mengidentifikasi jurnal-jurnal yang relevan dengan minat/bidang keilmuan, mengenali karakter dari jurnal-jurnal tersebut (atau secara spesifik jurnal yang kita jadikan sasaran untuk menerbitkan artikel, mengenali pedoman penulisan yang diterapkan oleh jurnal-jurnal tersebut, memplejari artikel-artkel yang biasa dimuat dalam jurnal tersebut, meneliti para penulis artikel di jurnal-jurnal tsb: apakah di antara mereka ada penulis dari Indonesia, serta mengkaji apakah jurnal-jurnal tersebut termasuk jurnal yang mudah atau sulit ditembus.